Terlahir dari keluarga miskin, bukanlah faktor penentu
hidupmu akan berakhir sebagai orang miskin juga. Kekayaan dalam hidup,
sesungguhnya bisa diusahakan. Diraih oleh kedua tanganmu sendiri, dengan
berkeringat lebih banyak dan terjaga dari tidur lebih lama dibandingkan orang
lain.
Orang-orang yang akan disebutkan di bawah ini sudah
membuktikannya. Latar belakang mereka yang serba kekurangan tak lantas
menjadikan mereka pasrah pada keadaan. Tantangan hidup yang ada, justru mereka
tantang balik. Melawan keadaan agar bisa mereka taklukan.
Zong Qinghou
Saat masih bersekolah di SMP yang memiliki asrama, Zong
harus kembali ke rumah karena ibunya tak lagi bekerja. Dan karena hal inilah
akhirnya dia putuskan untuk tak melanjutkan sekolah dan memilih bekerja.
Awalnya Zong bekerja sebagai pengantar susu ke sekolah-sekolah. Setelah
berbulan-bulan mengantar susu, Zong yang memiliki visi untuk maju, memutuskan
untuk membuat pabrik susu sendiri dengan berani meminjam uang untuk modal
pembangunan pabrik.
[ Image Source ]
Lalu lahirlah Wahana, perusahaan susu miliknya. Perusahaan
ini kemudian tumbuh menjadi perusahaan yang dikenal di seantero Tiongkok. Pada
tahun 1996, Danone memberikan penawaran untuk mengambil 50% saham dari Wahana.
Dengan pengaturan managemen yang lebih baik, perusahaan Zong menjadi semakin
berkembang. Hari ini, ada sekitar 150 perusahaan yang berada di bawah
pengelolaan Wahana.
Jan Koum
Kamu pengguna aplikasi whatsapp messenger? Tahukah kamu
kalau pencipta aplikasi ini, yakni Jan Koum, dulunya hidup sangat susah?
Sebagai seorang imigran Ukraina yang hidup di Amerika hanya bersama seorang
ibu, ketika kecil Jan Koum harus bekerja sebagai tukang sapu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Selepas lulus sekolah, Jan Koum melanjutkan pendidikannya
ke San Jose University, tetapi kemudian drop out karena prestasi Jan Koum yang
malah semakin memburuk.
[ Image Source ]
Keluar dari universitas, Jan Koum lalu melakukan
berbagai pekerjaan, seperti menjadi pembungkus barang belanjaan di supermarket,
bekerja di toko elektronik, sampai bekerja di perusahaan audit. Pada tahun
1997, Jan Koum bertemu dengan Brian Acton dari Yahoo. Sembilan tahun bekerja di
Yahoo, Jan Koum yang merasa risih dengan banyaknya iklan yang mengganggu di
Yahoo, lalu memutuskan keluar. Bermodalkan uang tabungan, Jan Koum lalu
kemudian menciptakan whatsaap, sebuah aplikasi yang menawarkan layanan
messenger yang cepat. Perkembangan whatsaap yang pesat, menarik facebook.
Akirnya facebook ‘meminang’ whatsaap dengan harga USD 19 miliar. Kisah unik lainnya
adalah bahwa kabarnya dulu Jan Koum pernah ditolak ketika melamar bekerja di
facebook.
Howard Schultz
Memiliki seorang ibu yang tak lulus SMA dan seorang ayah
sopir truk, Schultz bukanlah berasal dari keluarga berada. Untungnya ibunya
selalu menanamkan kepercayaan diri yang tinggi kepada anak-anaknya, dan ayahnya
selalu mendorong anak-anaknya untuk mencintai olahraga. Mendapatkan beasiswa
sepakbola ke Northern Michigan University, Schultz menjadi orang pertama yang
mengecap bangku kuliah dalam keluarganya.
[ Image Source ]
Selepas lulus kuliah, Schultz bekerja
sebagai sales di Xerox Corporation, kemudian pada tahun 1979 dia bekerja di
sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kopi asal Swedia bernama
Hammarplast. Dari pekerjaannya inilah ia kemudian bertemu dengan founder
Starbuck. Dengan usaha dan kerja kerasnya meyakinkan founder Starbuck untuk
merubah konsep untuk menjadikan Starbuck sebagai sebuah bar kopi yang bisa
dijadikan tempat bersosialisasi, Starbuck dan Schultz akhirnya menjadi semakin
sukses. Dengan total gerai kedai kopi Satrbuck yang sudah mencapai 20.891 di 62
negara, Starbuck kini menjadi kedai kopi terbesar.
Larry Ellison
Semenjak usia 9 bulan, Larry Ellison sudah divonis pneumonia
atau radang paru-paru. Dikarenakan keradaannya ini, paman dan bibinya kemudian
mengadopsi Larry Ellison dan membawanya ke Chicago. Masa-masa sekolah Larry
lalui dengan penuh ketentraman, sayangnya semua berubah setelah ia mengetahui
bahwa orang tuanya bukanlah orang tua kandungnya.
[ Image Source ]
Larry mengubah sikapnya yang
baik dan berimbas pada prestasinya di sekolah. Ketika kuliah, ibu angkatnya
meninggal, dan karena tidak adanya biaya lagi, Larry memutuskan untuk berhenti
kuliah dan mencari pekerjaan. Larry lalu mengikuti kursus komputer, dan dengan
kemampuannya ini akhirnya ia diterima sebagai seorang teknisi komputer.
Beberapa kali pindah perusahaan, Larry bekerja sebagai seorang teknisi yang
cekatan. Sampai kemudian ia menemukan sebuah tulisan tentang teori database
relasional yang ditulis oleh Edgar F. Codd. Dari tulisan inilah ia menemukan
ide untuk membuat sebuah proyek bernama Oracle. Saat ini Oracle dikenal sebagai
sebagai perusahaan perangkat lunak kedua setelah Microsoft.
JK Rowling
Lulus dari universitas Exeter, pada tahun 1990 Rowling
pindah ke Portugal untuk mengajar bahasa Inggris. Di Portugal ia lalu menikah
dengan seorang wartawan Portugis. Sayangnya pernikahan ini berakhir dengan
perceraian. Setelah bercerai dengan suaminya, Rowling harus menjadi orang tua
tunggal untuk menghidupi anak-anaknya.
[ Image Source ]
Dalam kesulitan ekonomi itulah, Rowling
mulai menulis sebuah buku berjudul Harry Potter. Dengan bermodalkan mesin tik
tua, Rowling lalu mulai menulis, bahkan karena tak memiliki uang untuk biaya
fotokopi, ia harus mengetik ulang naskah-naskah tulisannya tersebut agar bisa
dikirimkan ke beberapa penerbit. Sayangnya naskah-naskah tersebut mengalami
penolakan oleh lebih dari sepuluh penerbit. Barulah pada penerbit ke 13, naskah
tersebut diterima untuk diterbitkan. Hari ini nyaris semua orang pasti tahu
dengan Harry Potter, baik melalui media film maupun buku. Dan konon kabarnya
Rowling kini menjadi penulis dengan kekayaan yang melebihi Ratu Elizabeth.
Kelima orang tadi telah membuktikan bahwa kesulitan dan
kemiskinan bukan alasan untuk mengalah pada takdir. Bangkit untuk berjuang menjalani
hidup sebisa yang mereka bisa, maka takdir pun akan berubah dan berpihak pada
diri mereka.
0 comments:
Post a Comment